Wahai Saudaraku, Bekerjalah Untuk Akhiratmu
Agama Islam sangat mendukung segala hal yang bermanfaat bagi umatnya, baik manfaat itu kembali kepada dunianya terlebih lagi manfaat yang kembali kepada akhiratnya. Di antaranya, ketika setiap manusia membutuhkan nafkah untuk hidup di dunia, maka Islam pun mengijinkan bahkan memerintahkan umatnya untuk bekerja mengais rezeki sehingga kebutuhan materi di dunia pun bisa terpenuhi.
Memang bekerja mengais rezeki merupakan naluri yang telah ada pada setiap manusia, baik dia orang yang beriman ataupun orang kafir. Bahkan setiap makhluk bernyawa pasti akan berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya sesuai dengan kemampuan yang Allah berikan kepadanya. Hanya saja dalam hal ini seorang muslim memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh orang-orang lain. Seorang muslim dalam hidupnya senantiasa terikat oleh keimanannya terhadap kehidupan akhirat. Sehingga pekerjaan atau amalan apapun yang dilakukan olehnya hendaknya selalu dia timbang-timbang dengan kemaslahatan atau kemanfaatan di akhirat. Seorang muslim tidak sekadar mencari manfaat di dunia saja akan tetapi dia lebih memperhatikan manfaat yang akan dia dapat di akhirat kelak.
Dan hadits-hadits Nabi – shallallahu ‘alaihi wa sallam – telah cukup banyak memberikan motivasi kepada kita untuk menjadikan akhirat sebagai tujuan hidup kita meski dalam urusan keduniaan, seperti dalam menafkahi keluarga.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِي بِهَا وَجْهَ اللَّهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِي فَمِ امْرَأَتِكَ
“Sesungguhnya, tidaklah kamu memberikan nafkah dengan niat ikhlas karena mengharapkan wajah Allah dengannya, kecuali kamu akan diberi pahala karenanya, sampai pun suapan yang kamu berikan ke mulut istrimu.” [ Muttafaq ‘alaih, diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 56, dan Muslim no. 1628 ]
Lihatlah, ketika Rasulullah – Shallallahu ‘alaihi wa sallam – memberi motivasi untuk menafkahi keluarga, beliau memberikan motivasi dengan orientasi akhirat, bukan dengan orientasi keduniaan meski diakui bahwa banyak manfaat duniawi yang akan diperoleh dari menafkahi keluarga.
Demikian pula dalam mendidik dan mengurusi anak-anak, terlebih khusus anak-anak wanita, Rasulullah – Shallallahu ‘alaihi wa sallam – pun memberi motivasi dengan motivasi akhirat.
Beliau – shallallahu ‘alaihi wa sallam – bersabda :
مَنْ كَانَ لَهُ ثَلَاثُ بَنَاتٍ فَصَبَرَ عَلَيْهِنَّ وَأَطْعَمَهُنَّ وَسَقَاهُنَّ وَكَسَاهُنَّ مِنْ جِدَتِهِ كُنَّ لَهُ حِجَابًا مِنْ النَّارِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“ Siapa saja yang memiliki tiga anak wanita, lalu dia bersabar atasnya, memberi makan, minum dan pakaian kepadanya dari kekayaan yang dimilikinya, niscaya mereka akan menjadi hijab baginya dari api neraka pada hari kiamat.” [ Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dishahihkan al-Albani dalam ash-Shahihah no. 294 ]
Yakni Allah memberikan janji melalui lisan Rasulullah – Shallallahu ‘alaihi wa sallam – berupa hijab yang akan menghalangi siksaan api neraka, bagi orang yang sabar dalam mendidik anak wanitanya dan berbuat baik kepadanya. Beliau menyebutkan hal ini sebagai motivasi bagi kita dan beliau tidak menyebutkan kemanfaatan duniawi meski diakui banyak kemanfaatan duniawi yang akan diperoleh.
Dan itu semua, yakni memberi nafkah kepada keluarga, mendidik dan mengurusi anak-anak tentu tidak bisa dilakukan tanpa rezeki dari Allah. Maka dalam mengais rezeki ini pun kita harus menjadikan akhirat sebagai motivasi dalam bekerja. Dengan menjadikan akhirat sebagai motivasi dalam bekerja, niscaya pekerjaan dunia kita akan bernilai ibadah di sisi Allah, selama tidak ada penyimpangan syariat dalam pekerjaan kita. Dan sesungguhnya, semua urusan dunia kita bisa bernilai ibadah ketika kita memenejnya dengan niat yang tepat.
Hal ini telah diisyaratkan oleh Nabi – shallallahu ‘alaihi wa sallam – dengan sabdanya :
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“ Sesungguhnya semua amal tergantung dengan niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang dia niatkan.” [ Muttafaq ‘alaih, diriwayatkan oleh al-Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907 ]
Maka barangsiapa bekerja dengan niatan hanya untuk mendapatkan materi duniawi, maka itulah yang dia dapatkan sesuai dengan takdir rezeki yang telah Allah tetapkan untuknya. Dan barangsiapa bekerja dengan niatan mendapatkan pahala akhirat, maka pahala akhirat jauh lebih besar, lebih bermanfaat dan lebih kita butuhkan dari sekadar materi duniawi yang telah Allah jamin bagi setiap makhluknya.
Dan ketika akhirat telah menjadi tujuan, tentu seorang muslim akan memperhatikan pekerjaan yang dia lakukan; apakah sesuai dengan syariat Allah atau malah bisa mendatangkan murka-Nya. Ketika akhirat telah menjadi tujuan, dia akan berusaha menjauhi pelanggaran-pelanggaran syariat, menjauhi perbuatan zhalim kepada sesama, dan berusaha mencari berkah dalam pekerjaannya.
Ini semua karena dia yakin bahwa semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Wallahu a’lam.
Sumber: Rubrik Motivasi Akhirat, Majalah Sakinah Vol. 12 No. 11 ( Februari 2014 )
- Artikel ini diposting oleh Website Seindah Sunnah
- Mohon menyebutkan link dari kami jika antum mengutip dari kami
- Tanya Jawab Seputar Universitas Islam Madinah ke +62 8528 33322 39 atau klik ini
- Kurma Ajwa Nabi Asli Madinah Grosir dan Eceran klik ini
- IKLAN di Website ini hubungi WhatsApp berikut : +62 8528 333 22 39
- REKENING DONASI : Bank Syariah Indonesia 454-730-6540 a.n. Musa Jundana
- Mohon untuk konfirmasi donasi ke WhatsApp berikut : +62 8528 333 22 39