Bagaimana Qurban Bagi Orang Yang Sudah Meninggal ?

0
690

Bagaimana Qurban Bagi Orang Yang Sudah Meninggal ?

Menjawab pertanyaan di atas, berikut kami bawakan pendapat Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, yang kami ambil dari kitab Ahkam Al Adhahi Wal Dzakaah, dengan beberapa tambahan referensi lainnya.

Pada asalnya, qurban disyari’atkan bagi orang yang masih hidup, sebagaimana Rasulullah dan para sahabat telah menyembelih qurban untuk dirinya dan keluarganya. Adapun persangkaan orang awam adanya kekhususan qurban untuk orang yang telah meninggal, maka hal itu tidak ada dasarnya.

Qurban bagi orang yang sudah meninggal, ada tiga bentuk :

1. Menyembelih qurban bagi mereka (orang yang telah meninggal), namun ikut yang masih hidup. Contohnya, seorang menyembelih seekor qurban untuk dirinya dan ahli baitnya, dan berniat untuk mereka yang masih hidup dan yang telah meninggal dunia.

Demikian ini boleh, dengan dasar sembelihan qurban Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam untuk dirinya dan ahli baitnya, dan di antara mereka ada yang telah meninggal sebelumnya. Sebagaimana tersebut dalam hadits shahih yang berbunyi :

شَهِدْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اْلأَضْحَى بِالْمُصَلَّى فَلَمَّا قَضَى خُطْبَتَهُ نَزَلَ عَنْ مِنْبَرِهِ فَأُتِيَ بِكَبْشٍ فَذَبَحَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ وَقَالَ بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّي وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِي

” Aku menyaksikan bersama Nabi n shalat “Id Al Adh-ha di mushalla (tanah lapang). Ketika selesai khuthbahnya, Beliau turun dari mimbarnya. Lalu dibawakan seekor kambing dan Rasulullah menyembelihnya dengan tangannya langsung dan berkata: “Bismillah wa Allahu Akbar hadza ‘anni wa ‘amman lam yudhahi min ummati (Bismillah Allahu Akbar, ini dariku dan dari umatku yang belum menyembelih). Ini meliputi yang masih hidup atau telah mati dari umatnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “ Diperbolehkan menyembelih qurban seekor kambing bagi ahli bait, isteri-isterinya, anak-anaknya dan orang yang bersama mereka, sebagaimana dilakukan para sahabat.” 

Dasarnya ialah hadits ‘Aisyah, beliau berkata :

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ فَأُتِيَ بِهِ لِيُضَحِّيَ بِهِ فَقَالَ لَهَا يَا عَائِشَةُ هَلُمِّي الْمُدْيَةَ ثُمَّ قَالَ اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ

” Sesungguhnya Rasulullah n meminta seekor domba bertanduk, lalu dibawakan untuk disembelih sebagai qurban. Lalu Beliau berkata kepadanya (‘Aisyah),”Wahai, ‘Aisyah. Bawakan pisau,” kemudian Beliau berkata: “Tajamkanlah (asahlah) dengan batu.” Lalu ia melakukannya. Kemudian Nabi n mengambil pisau tersebut dan mengambil domba, lalu menidurkannya dan menyembelihnya dengan mengatakan : “ Bismillah, wahai Allah! Terimalah dari Muhammad dan keluarga Muhammad dan dari umat Muhammad,” kemudian menyembelihnya. (Riwayat Muslim).

Sehingga seorang yang menyembelih qurban seekor domba atau kambing untuk dirinya dan ahli baitnya, maka pahalanya dapat diperoleh juga oleh ahli bait yang dia niatkan tersebut, baik yang masih hidup atau yang telah meninggal dunia.

Jika tidak berniat baik secara khusus atau umum, maka masuk dalam ahli bait semua yang termaktub dalam lafadz ‘ahli bait’ tersebut, baik secara adat maupun bahasa.

Ahli bait dalam istilah adat, yaitu seluruh orang yang di bawah naungannya, baik isteri, anak-anak atau kerabat. Adapun menurut bahasa, yaitu seluruh kerabat dari anak turunannya, anak turunan bapaknya dan anak turunan kakeknya, serta anak keturunan kakek bapaknya.

2. Menyembelih qurban untuk orang yang sudah meninggal, disebabkan tuntutan wasiat yang disampaikannya. 

Jika demikian, maka wajib dilaksanakan sebagai wujud dari pengamalan firman Allah :

فَمَن بَدَّلَهُ بَعْدَمَا سَمِعَهُ فَإِنَّمَآ إِثْمُهُ عَلَى الَّذِينَ يُبَدِّلُونَهُ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

” Maka barangsiapa yang mengubah wasiat itu setelah ia mendengarnya, maka sesungguhnya dosanya adalah bagi orang-orang yang mengubahnya. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Al Baqarah:181).

Dr. Abdulah Ath Thayaar berkata : “ Adapun qurban bagi mayit yang merupakan wasiat darinya, maka ini wajib dilaksanakan walaupun ia (yang diwasiati) belum menyembelih qurban bagi dirinya sendiri, karena perintah menunaikan wasiat.”

3. Menyembelih qurban bagi orang yang sudah meninggal sebagai shadaqah terpisah dari yang hidup (bukan wasiat dan tidak ikut yang hidup), maka inipun dibolehkan.

Para ulama hambaliyah menegaskan bahwa pahalanya sampai ke mayit dan bermanfaat baginya dengan menganalogikannya kepada shadaqah.

Ibnu Taimiyyah berkata: Diperbolehkan menyembelih qurban bagi orang yang sudah meninggal sebagaimana diperbolehkan haji dan shadaqah untuk orang yang sudah meninggal. Menyembelihnya di rumah dan tidak boleh disembelih di kuburan.

Akan tetapi, kami tidak memandang benarnya pengkhususan qurban untuk orang yang sudah meninggal sebagai sunnah, sebab Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam tidak pernah mengkhususkan menyembelih untuk seorang yang telah meninggal.

Beliau Shalallahu ‘alaihi wa salam tidak menyembelih qurban untuk Hamzah, pamannya, padahal Hamzah merupakan kerabatnya yang paling dekat dan dicintainya.

Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam tidak pula menyembelih qurban bagi anak-anaknya yang meninggal dimasa hidup Beliau, yaitu tiga wanita yang telah beristeri dan tiga putra yang masih kecil.

Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam juga tidak menyembelih qurban untuk isterinya, Khadijah, padahal ia merupakan isteri tercintanya.

Demikian juga, tidak ada berita jika para sahabat menyembelih qurban bagi salah seorang yang telah meninggal.

Demikian sedikit ulasan berkenaan dengan kurban bagi orang yang telah meninggal dunia.

  • Artikel ini diposting oleh Website Seindah Sunnah
  • Mohon menyebutkan link dari kami jika antum mengutip dari kami
  • Tanya Jawab Seputar Universitas Islam Madinah ke +62 8528 33322 39 atau klik ini 
Segera daftarkan nomer antum untuk mendapatkan Broadcast Dakwah WhatsApp Seindah Sunnah, klik ini
  • Kurma Ajwa Nabi Asli Madinah Grosir dan Eceran klik ini
Dukung Seindah Sunnah dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
  • IKLAN di Website ini hubungi WhatsApp berikut : +62 8528 333 22 39
  • REKENING DONASI : Bank Syariah Indonesia 454-730-6540 a.n. Musa Jundana
  • Mohon untuk konfirmasi donasi ke WhatsApp berikut : +62 8528 333 22 39

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.