Mengkaitkan Atau Mencocokkan Waktu Kejadian Bencana Alam, Gempa, Tsunami, Dengan Surat Dan Ayat Dalam Al Qur’an
Pertanyaan :
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
Ustadz yang dirahmati Allah, saya ingin bertanya, apa hukumnya orang yang mengkait-kaitkan tanggal, bulan, jam atau detik terjadinya suatu kejadian semisal seperti musibah atau bencana nasional maupun internasional dengan surat dan ayat Al Qur’an.
Contoh : misalnya tsunami tgl 4 bulan 12 pd pukul 16.25 menit kemudian lihat di al-qur’an surat 4 ayat 12 dan surat 16 ayat 25, kemudian arti ayat tersebut dikaitkan dengan kejadian tersebut.
Kemudian, apakah ada dalilnya ?
Lalu apakah kita harus mempercayainya atau meyakininya ? Ataukah termasuk syirik ?
Sekian pertanyaan dari saya, kiranya ustadz bisa meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan dakwah untuk menjawab pertanyaan dari saya.
Semoga allah selalu melimpahkan rahmat dan barakah untuk ustadz beserta keluarga.
Syukran , جزاكم الله خير الجزاء . ُ
Jawaban Oleh Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc,MA :
Adapun jawaban pertanyaan tersebut adalah: Tidak sepantasnya bagi seorang muslim mengait-ngaitkan atau mencocokkan waktu berupa detik, menit, jam, tanggal, bulan dan tahun dengan nomor urut surat dan ayat Al-Quran Al Karim ketika terjadi bencana atau musibah tertentu di muka bumi, karena perbuatan semacam itu tidak pernah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, para sahabatnya, dan juga para ulama Ahlus Sunnah dari zaman salafus sholih hingga sekarang ini.
Padahal di zaman Nabi dan generasi terdahulu telah terjadi beraneka ragam kejadian-kejadian dan bencana-bencana yang menimpa umat manusia, namun tidak kita dapatkan satu riwayat pun yang menunjukkan bahwa mereka melakukan hal itu.
Apalagi jika ditinjau dari segi penafsiran ayat maka kebanyakan tidak nyambung dengan kejadian-kejadian tersebut di muka bumi atau dalam kehidupan dunia ini, sebab kebanyakan ayat-ayat tersebut berbicara tentang kejadian di alam akhirat.
Maka saya katakan itu merupakan perbuatan yg mengada-ngada dalam perkara agama dengan cara memahami ayat dan mencocok-cocokkannya dengan kejadian-kejadian di muka bumi tanpa ada dalil syar’i dari Al-Quran, As-Sunnah maupun perbuatan ulama as-salaf ash-sholih.
Kalo menurut orang jawa, perbuatan tersebut dinamakan “UTAK-ATIK GATUK” (diutak-atik dan dipas-paskan eh ternyata nyambung juga).
Di dalam sebuah hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda (yang artinya) :
” Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam.”
Dan beliau bersabda pula: ” Waspadalah kalian terhadap perkara-perkara baru (dalam urusan agama), karena setiap perkara baru (dalam agama) adalah bid’ah, dan setiap bid’ah itu sesat.”
Dan seorang ulama salaf berkata: ” Setiap kebaikan (dalam agama) hanya ada dalam sikap mengikuti jejak generasi salaf (Nabi, para sahabat dan tabi’in), dan setiap keburukan hanya ada pada perbuatan generasi kholaf yg mengada-ada dalam urusan agama.”
- Artikel ini diposting oleh Website Seindah Sunnah
- Mohon menyebutkan link dari kami jika antum mengutip dari kami
- Tanya Jawab Seputar Universitas Islam Madinah ke +62 8528 33322 39 atau klik ini
- Kurma Ajwa Nabi Asli Madinah Grosir dan Eceran klik ini
- IKLAN di Website ini hubungi WhatsApp berikut : +62 8528 333 22 39
- REKENING DONASI : Bank Syariah Indonesia 454-730-6540 a.n. Musa Jundana
- Mohon untuk konfirmasi donasi ke WhatsApp berikut : +62 8528 333 22 39