Kata Mereka Bid’ah Itu Baik, Padahal Nabi Bersabda Bid’ah Itu Jelek dan Sesat

2
1730

Kata Mereka Bid’ah Itu Baik, Padahal Nabi Bersabda Bid’ah Itu Jelek dan Sesat

Kata mereka “bid’ah dalam agama itu ada yang baik”

Padahal nabi bersabda :

كل بدعة ضلالة .

” Semua bid’ah itu sesat ( HR. Ibnu Majah )

Lalu siapa yang harus ku ikuti ? Rasulullah atau mereka..?

Kata mereka “bid’ah dalam agama itu ada yang baik”

Sementara Ibnu Umar mengatakan :

كل بدعة ضلالة وإن رآها الناس حسنة

“ Seluruh bid’ah itu sesat sekalipun manusia memandangnya baik. ( Al Lalika’i 11/50 )

Lalu siapa yang harus ku benarkan..? Ibnu Umar atau mereka.?

Kata mereka “ bid’ah dalam agama itu ada yang baik”

Tapi kata Ibnu Mas’ud:

اتبعوا ولا تبتدعوا فقد كفيتم كل بدعة ضلالة

” Ikutilah dan jangan membuat hal-hal yang baru, sungguh kalian telah dicukupi (dengan sunnah)” ( Az Zuhdu: 8960 )

Lalu siapa yang harus ku dengar..? Ibnu Mas’ud atau mereka.?

Kata mereka “bid’ah dalam agama itu ada yang baik”

Namun Imam Malik berkata :

من ابتدع في الإسلام بدعة يراها حسنة فقد زعم أن محمدا ﷺ خان الرسالة

“ Siapa yang membuat bid’ah dalam agama, dan memandangnya sebagai sesuatu yang baik, berarti dia telah menuduh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengkhianati risalah” ( Al I’tishom 1/64-65 )

Lalu siapa yang harus ku ikuti..?

Kata mereka “ Bid’ah dalam agama itu ada yang baik ”

Padahal Imam Syafi’i berkata :

من استحسن فقد شرع

“ Barang siapa yang menganggap baik (urusan-urusan baru dalam agama), maka ia telah membuat syariat” ( Syarh Tanqih Al Fushul: 452 )

Dia juga pernah mengatakan:

ولو جاز لأحد الاستحسان في الدين : لجاز ذلك لأهل العقول من غير أهل العلم, ولجاز أن يشرع في الدين في كل باب, وأن يخرج كل أحد لنفسه شرعا !

” Andai seseorang boleh melakukan istihsan ( Menganggap Baik ) dalam agama, niscaya hal tersebut menjadi boleh bagi setiap siapa saja yang cerdas sekalipun bukan dari ahli ilmu, dan boleh baginya membuat syariat pada setiap bab dalam agama, juga boleh bagi setiap orang membuat syariat untuk dirinya sendiri.

Masih di halaman yang sama, kata beliau:

إنما الاستحسان تلذذ

“ Sesungguhnya istihsan itu hanyalah menuruti selera hawa nafsu” . ( Ar-Risalah: 507 )

Lalu siapa yang harus ku dengar ?

Allah berfirman:

أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنَ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ

“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?” ( QS. Al Ahzab: 21 ).

Sudahlah. …

Sekarang ku tau siapa yang harus ku ikuti…

Bukankah Rabb kita telah berfirman:

{ اليوم أكملت لكم دينكم }

“ Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu”. ( QS. Al Maidah: 3 ) …??

Bukankah Rasul kita telah bersabda:

ما تركت شيئاً يقربكم إلى الله ويباعدكم عن النار إلا و قد أمرتكم به، وما تركت شيئاً يباعدكم عن الله ويقربكم إلى النار إلا وقد نهيتكم عنه

” Tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari apa-apa yang dapat mendekatkan kalian kepada Allah dan menjauhkan kalian dari neraka, melainkan telah aku perintahkan kepada kalian. Begitu pula tidaklah aku tinggalkan sesuatu pun dari apa-apa yang dapat menjauhkan kalian dari Allah dan mendekatkan kalian ke neraka melainkan aku telah melarang kalian darinya.” ( HR. Syafi’i dalam Ar Risalah )

Sudahlah. …

Bukankah sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulullah..?

________
✍Ustadz Aan Chandra Thalib حفظه الله تعالى

Sumber : BBG AL-ILMU

  • Artikel ini diposting oleh Website Seindah Sunnah
  • Mohon menyebutkan link dari kami jika antum mengutip dari kami
  • Tanya Jawab Seputar Universitas Islam Madinah ke +62 8528 33322 39 atau klik ini 
Segera daftarkan nomer antum untuk mendapatkan Broadcast Dakwah WhatsApp Seindah Sunnah, klik ini
  • Kurma Ajwa Nabi Asli Madinah Grosir dan Eceran klik ini
Dukung Seindah Sunnah dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
  • IKLAN di Website ini hubungi WhatsApp berikut : +62 8528 333 22 39
  • REKENING DONASI : Bank Syariah Indonesia 454-730-6540 a.n. Musa Jundana
  • Mohon untuk konfirmasi donasi ke WhatsApp berikut : +62 8528 333 22 39

2 KOMENTAR

  1. Anti bid’ah tp masih menyertakan bid’ah. Sebagaimana kutipan Alqur’an dg harokatnya. Bukankah nabi tdk pernah memerintahkan untuk menambahi harokat pada penulisan Alqur’an???

    • Memang rasul tidak menyuruh menambah harakat pada tulisan alquran,krena alquran dlm bahasa arab ,orang arab bisa baaca tulisan arab tampa harakat, penambahan harakat di lakukan untuk memudahkan orang yg tidak bisa dan tidak paham bahasa arab untuk memahami alquran setelah islam masuk ke wilayah yg jauh di luar jazirah arab.

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.